Sudah Setiakah kita?
Oleh : A. M. Fathurrahman
Freire pernah berkata, bahwa revolusi pendidikan hendaknya dimulai dari diri kita,
Dengan membuang sikap yang mendua ia berkata,
Ya, mendua, saat diri mencerca penindasan, namun, diri ini menindas ketika memiliki kesempatan
Ya, mendua, saat diri mencela korupsi, namun, diri ini masih berfiki tuk mencuri ketika segumuk uang bermain disela sela jemari
Ya, mendua, saat diri menghardik parlemen yang manis mengobral janji, namun, diri ini pun konsisten berjanji tanpa menepati....
Di lain kesempatan Pramoedya Ananta Tour pernah berkata,
Bahwa seorang pelajar haruslah adil sejak dalam pikirannya,
Terjaga dalam ucapannya, dan tercermin dalam tindakannya,
Seketika benakku bertanya,
Sudah Setiakah kita?
Sudah Adilkah kita?
Apakah kita hanya kritikus yang tak pernah berkaca?
kita menolak penindasan,namun menindas ketika ada diatas,
kita mencela korupsi, namun, nurani belum bersih dari syahwat tuk terus memperkaya diri,
kita berteriak menuntut keadilan, namun, diri ini tak mampu adil dalam berkelakuan,
Ironis,
kita menuntut kebebasan, namun melanggengkan penindasan,
Ironis,
meneriakkan keadilan, namun belum adil dalam berkelakuan
Ironis.....
Sudah adilkah kita?
Sudah setiakah kita?
tuluskah kita memperjuangkan kaum kita?
ataukah kita hanya mencari celah tuk gantikan penindasan si penguasa?
terkutuklah kita yang mengharamkan penindasan dan melanggengkannya di satu kesempatan...
tercelalah kita yang meneriakkan keadilan dan mengikuti kesewenang wenangan di waktu yang bersamaan...
marilah berbenah,
cerminkan keprihatinan kita dengan tepat sasaran,
mengutuk pembodohan, sembari berusaha mencerdaskan
meneriakkan keadilan, sembari mengikis kesewenang wenangan
jadikan mereka sebagai refleksi kita, kritik mereka, dan buang jauh jauh sifat mereka,
didik kaum kita, asuh mereka, cerdaskan mereka, persempit jurang kemiskinan,
hingga akhirnya mereka, dan juga kita, merdeka
jauh dari penindasan, merdeka akal, ucapan, dan perbuatan
0 comments:
Post a Comment